Ekspresi Wajah Bawaan Lahir

EKSPRESI wajah tak dapat menyembunyikan perasaan dan emosi seseorang. Hal tersebut kelihatannya muncul secara alami tanpa harus dilatih. Berdasarkan penelitian terbaru yang dimuat Journal of Personality and Social Psychology menunjukkan bahwa ekspresi emosi seseorang ditentukan gen. Ekspresi wajah seseorang mungkin sudah terbentuk dengan sendirinya dan diturunkan sejak lahir. Faktor meniru atau berlatih tidak terlalu menentukan seperti apa ekspresi seseorang. Dalam penelitian itu, dibandingkan dengan ekspresi wajah antara orang tunanetra dan orang yang berpenglihatan normal. Ternyata gerakan otot mukanya relatif sama dan membentuk ekspresi yang serupa. David Matsumoto, profesor psikologi dari San Francisco State University mengatakan, "Ini menunjukkan bahwa terdapat sifat genetik yang mengatur sumber ekspresi emosi." Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ekspresi wajah tidak ditentukan dari hasil pengamatan. Bahkan, Matsumoto menemukan baik orang yang berpenglihatan normal maupun penyandang tunanetra sama-sama mengatur ekspresi wajah dengan cara yang sama berdasarkan konteks sosial yang dihadapi. Misalnya ekspresi "senyum sosial" peraih medali perak saat penyerahan medali seusai final Olimpiade. Senyum yang diperlihatkan peraih perak umumnya hanya mengaktifkan otot mulut. Berbeda dengan senyum bebas (biasa disebut senyum Duchenne) yang juga melibatkan otot sekitar mata dan otot pipi. "Orang yang kalah menekan bibir bawah ke atas untuk mengendalikan emosinya di wajah," tutur Matsumoto. Tunanetra mustahil memperoleh cara berekspresi seperti itu dari pengamatan yang dilakukan orang lain. Artinya ada faktor genetik yang mengendalikannya. Namun, gen yang tentu butuh penelitian lebih lanjut melalui percobaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar