"Kotak Ajaib" Pendeteksi Longsor

AKHIR tahun lalu, di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah kita dikejutkan kembali oleh "tamu tak diundang" yang selalu datang tanpa mengetuk pintu, bernama longsor. Sebanyak 64 jiwa direnggut serta kerugian miliaran rupiah diderita masyarakat di bawah daerah lereng perbukitan Gunung Lawu.

Walau namanya bencana, bisakah datangnya diketahui lebih awal sehingga manusia bisa bersiap? Sebagai ikhtiar, menyambut "tamu" yang tidak disukai sekalipun, wajib dilakukan. Terutama, longsor yang sangat rentan terjadi di kawasan pegunungan. Lebih-lebih di musim hujan seperti sekarang. Secara tradisional, longsor sebenarnya sudah bisa dideteksi dengan penampakan lahan-lahan yang retak.

Namun, pada beberapa kasus, masyarakat sering tidak terlalu memedulikannya. Oleh karena itu, diperlukan sistem peringatan dini yang lebih mumpuni dan akurat. Setidaknya, gejala-gejala alamiah yang muncul berkaitan dengan bahaya bencana alam bisa dideteksi sedini mungkin dengan harapan kemungkinan evakuasi korban yang lebih baik.

Hal tersebut kemudian menjadi buah pemikiran Irfanur Ilham Febriansyah dan Fajar Wijanarko. Dua orang mahasiswa asal Universitas Teknologi Yogyakarta itu bersama dosen pembimbing mereka, M.S. Hendryawan A., S.T. (menamakan diri Storm) menjadi salah satu finalis Electrical Engineering Award 2007 untuk kategori "elektro teknik untuk peringatan dini dan penanggulangan bencana" yang berlangsung 13 November 2007 lalu di Kampus ITB. Biarpun tak menggondol medali juara, riset mereka yang berjudul Perancangan Sistem Peringatan Dini untuk Bencana Longsor dianggap sebagai yang terbaik oleh juri asal Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Dalam situsnya, Ristek.go.id, penelitian yang mereka buat dianggap tidak hanya menampilkan proses pendeteksian bencana longsor, namun juga memasukan fasilitas penyebaran peringatan dini bencana longsor.

Ingatkan warga dengan SMS.Secara umum penelitian terhadap gejala tanah longsor dapat dilakukan dengan memantau salah satu parameter uji yaitu pergeseran tanah. Untuk menghasilkan hasil deteksi yang akurat terhadap pergeseran(displacement) dari sebuah posisi tanah bersifat variabel terhadap satu posisi yang bersifat tetap (fixed), mereka menggunakan perangkat sensor draw wire sensor dalam satu kotak yang ditanam di bawah tanah potensial longsor. Selain murah, teknologi ini sangat efektif karena menggunakan mekanisme bentangan kawat baja fleksibel yang sangat tahan terhadap kondisi alam dengan resolusi pembacaan yang sangat tinggi (orde milimeter).

Dalam kotak tadi disertai perangkat real time clock (RTC) akan dijadikan sebagai acuan dari sebuah peristiwa terhadap waktu (detik, menit, jam, tanggal, bulan, dan tahun). Real time clock akan menyimpan data waktu yang senantiasa berjalan seiring terjadinya beragam peristiwa, sehingga setiap data yang diambil akan didasarkan pada waktu (time base sampling). Setelah melalui dua perangkat tadi, data akan diolah dalam microcontroller yang juga berfungsi sebagai perangkat cerdas pengendali utama semua sistem dalam kotak. Nah, yang mengagumkan, masih dalam kotak yang sama, microcontroller akan meneruskan data pada perangkat modem RF VHF (APRS) yang menerjemahkan data ke dalam bentuk short message service (SMS) ke beberapa nomor yang terkait dengan evakuasi dan mitigasi bencana di daerah tersebut seperti aparat kecamatan dan SAR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar